Laman

Kamis, 07 Oktober 2010

Ketika hidup adalah puisi



Hidup adalah puisi maka
kebahagiaan adalah puisi. Mengajar
adalah puisi. Kesendirian adalah
puisi. Dalam keramaian adalah puisi.
Kesedihan adalah puisi. Makian juga
puisi. Pujian merupakan puisi yang
dinanti. Sampah juga puisi. Bila
Semuanya puisi yang memiliki
makna dalam kehidupan maka akan
menjadi sebuah kesadaran yang
menerangi hidup kita.
Kala pendulum dalam diri kita hadir,
kebahagiaan berganti kesedihan,
suka berganti duka, kesehatan
berganti sakit, kegembiraan berganti
penderitaan, biarkanlah kesadaran
tetap menjadi cahaya dalam
perjalanan hidup kita. Kesadaran
tidak membiarkan kemarahan
menentukan arah tujuan hidup kita
sebab kemarahan adalah kegelapan.
Marah pada kemarahan berarti
bersembunyi di tempat gelap yang
membuat hidup kita makin tersesat
dalam kegelapan. Tersenyumlah
pada kemarahan maka akan
menjadi puisi yang terindah yang
pernah kita jumpai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar